Pengaruh Positive.
Penerapan teknologi dalam dunia pendidikan ditinjau dari sudut pengembangan kurikulum ada dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi lunak disebut juga teknologi sistem (system teknology).
Penggunaan teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, sangat memberi dampak positif yang luas, penggunaan alat-alat teknologis dapat dipakai untuk menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan. Kurikulum dapat diisi dengan rencana-rencana penggunaan berbagai alat. Contoh-contoh model pengajaran seperti: pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul. Pengajaran dengan bantuan komputer, dan lain-lain. Pada bagian ini bahan ajar dan proses pembelajaran disusun secara sistem. Dalam arti teknologi sebagai sistem, teknologi pendidikan memudahkan penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program ini bisa dipadukan dengan alat dan media pengajaran.
Selain itu dari sisi media, penggunaan media dalam pendidikan, teknologi pendidikan sangat membantu sekali dalam memberi pengalaman belajar pada situasi yang sebenarnya. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Pengaruh Negatif.
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial, sebab, pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan nonformal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu.
Pada bagian sebelumnya telah diungkapkan bahwa kemajan bidang komunikasi massa sangat berpengaruh sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Sebab media massa juga merupakan juga media pendidikan. Dengan kata lain melalui media massa dapat berlangsung proses pendidikan. Baik dalam bentuk tayangan-tayangan yang berbentuk informasi atau pun tayangan yang berbentuk hiburan juga memiliki nilai-nilai pendidikan.
Bagaimanpun mendia massa mempunyai fungsi pendidikan. Tiap-tiap acara TV atau radio, tiap berita atau tulisan dalam surat kabar, majalah, internet dapat menambah pengetahuan pendengar, penonton, atau pembacanya. Dalam hal ini media massa mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan belajar dalam kelas, sebab di dalam kelas, belajar berlangung secara disadari, diperintah, dan diuji, tetapi melalui media massa belajar terjadi secara tidak disadari, tanpa paksaan atau perintah orang lain dan tidak ada tekanan untuk ulangan atau ujian.
Karena terlalu banyaknya jenis-jenis media massa, untuk membatasi ruanglingkup permasalahan dalam makalah saya mengambil satu contoh saja pengaruh negatif teknologi yang disumbangkan oleh media televisi (TV) saja. Menurut Mar’at seorang psikolog dari Unpad mengemukakan bahwa “TV mampu mengubah sikap, pandangan, dan perasaan seseorang.”
Tentang efek negatif acara TV beberapa ahli dan hasil penelitian menyatakan: banyak orang yang membuang waktunya antara 4-6 jam tiap hari untuk mengikuti semua acara TV. Bahkan menurut Quentin J. Schultze dalam artikelnya yang berjudul “Faith, Education and Communication Technology” sekitar 70% keluarga-keluarga di U.S.sekarang makan malam selagi duduk di depan pesawat televise.[9] Film-film banyak yang mempertunjukkan kejahatan, pembunuhan, perampokan, dan sebagainya, iklan TV pada pendidikan anak dapat menimbulkan the gimmees terutama pada anak (penyakit merengek ingin dibelikan). Kecendrungan anak untuk mengadakan peniruan dan identifikasi. Kita mengetahui bahwa anak suka meniru; dan pada masa tertentu terutama pada awal masa pubertas ada masa anak beridentifikasi dengan tokoh-tokoh pujaan tertentu. Mudah kita pahami bahwa yang menjadi idola anak adalah tokoh-tokoh terkenal atau jagoan-jagoan tertentu. Sering terjadi kalau anak sudah memuja seorang tokoh, apa saja yang dilakukan oleh tokoh tersebut selalu baik. Pada hal mungkin saja tidak semua tingkah laku tokoh tersebut baik, apalagi idolanya itu adalah tokoh-tokoh dalam film-film Barat yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Para peneliti mengatakan, mempertimbangkan bukti acara televisi penuh kekerasan, film dan vidio games dapat mempengaruhi perilaku anak. “Meskipun tetap mempertimbangkan berbagai faktor, penelitian menunjukkan kekerasan melalui media benar memberikan pengaruh terhadap tindak kekerasan,” ujar pemimpin peneliti dari Rutgers University di Newark, New Jersey, Paul Boxer. Dia menuturkan secara rata-rata para remaja yang tidak terpapar kejahatan melalui media tidak menunjukkan perilaku yang mengarah pada kekerasan.
Hebatnya pengaruh negatif media TV tersebut juga diperkuat dalam artikel Ajeng Kania, seorang guru kelas, SD Taruna Karya 04, yang dimuat dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, yang mengatakan: “Melihat program televisi sekarang ini, terdapat beberapa tayangan yang membuat hati kita miris. Bagi kalangan siswa, alih-alih mengambil nilai positif edukatif, mereka ikut hanyut terbawa arus mengikuti gaya hidup tokoh-tokoh sinetron yang cenderung mengekploitasi kekerasan, seksualitas, dan sikap serba materi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar